ALAT
PEMBALUT
A. Plester
1. Pengertian
Plester, adalah bahan yang digunakan
untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan
menempel pada pembalut.
Plester berguna melindungi
luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh tenunan,
plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat. Meskipun terdapat
banyak vatiasi plester dengan fungsi perlindungan, terdapat pula jenis yang
khusus untuk kesempatan tertentu, seperti untuk kedokteran olahraga,
pemegang makanan, dan rehabilitasi. Misalnya Band-Aid,
Curad, Nexcare, Kinesio Tape, McConell
Tape, Micropore, Vetrap, dll.
Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alih-alih melindungi
luka disebut plester transdermal.
Luka disebabkan hasil operasi kini
bisa diminimalkan berkat plester revolusioner. Plester yang terbuat dari
silikon ini direkatkan di atas luka dan didiamkan sampai delapan minggu.
Plester ini bekerja dengan mengurangi ketegangan pada kulit yang mengarah ke
jaringan parut.
Setelah operasi, jahitan
biasanya dilakukan untuk merekatkan dua sisi jaringan bersama-sama sehingga
dapat menyembuhkan luka dan kembali menggabungkan kulit. Sebuah penelitian
terbaru menemukan bahwa sembilan dari sepuluh orang yang menjalani operasi
rutin dalam enam sampai 12 bulan merasa tidak senang dengan bekas luka mereka. Mereka
pun lalu menggunakan plester tersebut. Plester itu direkatkan ke kulit segera
setelah jahitan dihapus. Setelah beberapa jam, plester ditarik dengan lembut
sehingga menarik jaringan sekitar menuju luka. Hal ini mengurangi ketegangan
pada daging dan menghentikan penyebaran jaringan parut.
Sekarang, pengobatan ini telah
dikembangkan oleh para ilmuwan di Stanford University di Amerika Serikat.
Plester ini pertama kali diuji coba pada babi yang memiliki kulit sangat mirip
dengan manusia. Ditemukan, plester ini mampu mengurangi hingga enam kali lipat
jumlah jaringan parut yang disebabkan oleh sayatan satu inci
2. Golongan plester
a. Autoclave tape
Pabrik 3 M memproduksi plester
ini untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi, untuk membedakan kemasan atau
alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi mana yang belum (sebagai
indikator).
Pada suhu 1210 C
plester ini berubah warna:
5 menit pertama : 50% warna
yang berubah
15
menit :
90% warna yang berubah
20 menit
: 100% warna yang berubah (putih menjadi coklat).
b. Adhesive tape
Sebenarnya semua itu adhesive,
artinya dapat melekat, dapat menempel pada tubuh kita. Masyarakat awam mengenal
apa yang disebut plester yaitu plester rol-rolan yang digunting untuk dipakai
sebagai penutup luka atau menempelkan gaas pada tubuh kita. Dikenal sebagai
plester yang berpori, berwarna merah kecoklatan, dan agak tebal yaitu Plester
ZnO sejenis: LEUCOPLAST, TENSOPLAST, Band-aid, Handyplast
c. Medical tape
Yang dimaksud dengan medical
ape adalah plester obat, yaitu plester yang mengandung obat seperti: Salonpas,
Tokuhon, Capsicum Plaster (koyok cap cabe).
d. Surgical tape
Surgical tape adalah plester
yang digunakan dalam pembedahan , yang tidak meninggalkan residu dan tidak
menimbulkan rasa sakit apabila dilepaskan setelah menempel dan tidak
menyebabkan gatal- gatal serta alergi, seperti: MICROPORE, Durapore, Transpore,
Blenderm.
3. jenis dan manfaat plester
a. Sebagai pembalut luka ringan
b. Sebagai pembalut luka setelah
oprasi
c. Sebagai pelekat pada aalkes
yang lain
d. Plester penurun panas
e. Plester penghilang rasa sakit
4. Gambar plester
a. Plester pembalut luka
5. Cara penggunaan plester
Pada dasarnya penggunaan
plester hamper semua sama yaitu dengan meneempelkan plester tersebut pada
tempat yang sakit. Contohnya pada
plester yang berfungsi sebagai pembalut luka,cara yang digunakan hanya melepas
bagian yang menutupi pusat obat.
B. GAAS ( KASA )
1. Pengertian
Saat ini ada berbagai macam
pembalut luka modern yang bisa dipakai sesuai kondisi/kebutuhan luka
masing-masing. Di antaranya, pembalut yang mengandung calsium alginate,
hydroactive gel, hydrocoloid, nystatin, dan metronidazole. Dengan pembalut
semacam ini, luka tidak perlu dibuka dan dibersihkan setiap hari, cukup
beberapa hari sekali.
Calsium alginate yang berbahan
rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. Karenanya
dapat menyerap cukup banyak cairan luka, merangsang proses pembekuan darah, dan
mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.
Hydroactive gel dapat membantu
proses pelepasan jaringan mati (nekrotik). Sedang hydrocoloid yang berbentuk
lembaran tebal/tipis atau pasta dapat mempertahankan kelembaban luka, menyerap
cairan, menghindari infeksi. Cocok untuk luka yang merah, bengkak, atau
mengalami infeksi.
Nystatin yang dikombinasikan
dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk mengurangi
iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi
bau tidak sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang
juga berfungsi menyerap cairan dan mengontrol bau tidak sedap.
Ada juga pembalut yang
mengandung aquacel, yang terbuat dari selulosa berdaya serap sangat tinggi;
atau pembalut mengandung campuran zinc dan metronidazole yang dapat membantu
pelepasan jaringan mati, menjaga kelembaban, mengurangi bau, dan mudah dibuka.
Tetapi pembalut jenis ini tidak boleh digunakan pada saat radiasi.
Tanpa pembalut-pembalut modern
itu, kasa steril dan obat luka yang diberikan dokter sudah cukup. Yang penting
bersihkan luka, keringkan (termasuk kalau berdarah, bersihkan dulu darahnya),
obati, kemudian tutup dengan kasa steril dan perekat.
Tetapi ada juga luka kanker
yang tidak perlu ditutup pembalut. Misalnya luka di dalam mulut dan tenggorokan
akibat kanker nasofaring, atau akibat kemoterapi dan radiasi di area
kepala-leher-dada. Untuk mencegah infeksi Anda bisa menggunakan obat kumur yang
mengandung mycostatin dan garam, atau membuat sendiri obat kumur dari campuran
½ sendok teh baking soda dan ½ sendok teh garam dilarutkan dalam segelas besar
air hangat.
Prinsip perawatan luka yang
lain adalah tidak boleh membuat sebuah luka menjadi luka baru (berdarah) lagi,
karena itu berarti harus memulai perawatan dari awal lagi. Juga, harus bisa
mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mengontrol
perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri , dan merawat kulit di sekitar
luka.
Yang penting diperhatikan
dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka,
menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering. Hindari tindakan
menggaruk luka atau kulit di sekitar luka.
Segeralah berkonsultasi ke
dokter jika ada tanda-tanda infeksi, yaitu kulit di sekitar luka berwarna
merah, bengkak, suhu tubuh meningkat, nyeri, mengeluarkan bau tidak sedap (yang
berbeda dari biasanya), mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan,
atau mengalami perdarahan yang sulit dihentikan.
Screen (kain kasa) adalah kain
yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda - benda yang
dicap (sablon ). Kasa yang terbuat dari serat sintetis, seperti Nylon dan
Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan tegangan kasa
terjaga, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi
sehingga memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa. Kain kasa banyak
diperdagangkan dengan nama nama seperti Monyl,Nytal,Nybolt,Estal dll.
Konstruksi kain kasa menentukan jumlah pasta yang keluar, konstruksi kasa biasa
dinyatakan dengan jumlah tetal benang per inchi ( Mesh Count ) atau per cm kain
kasa( Raster count ) yang umum disebut Penomoran Kasa. Kesesuaian Nomor Kasa dengan
jenis kain dan motif
Jenis kain dan motif
|
Nomor kasa
|
- Kain – kain handuk
- Motif kasar ( blok ) pada kain kain kasar
- Motif kasar ( blok ) pada kain kain halus
- Motif – motif halus
- Motif motif garis pada kain kain kasar
- Motif–motif garis,
halftones pada kain lembut, kain sintetik
|
Kasa dengan tetal/cm 19 - 34
Kasa dengan
tetal/cm 34 - 49
Kasa dengan tetal/cm 43 - 55
Kasa dengan tetal/cm 49 - 62
Kasa dengan tetal/cm 55 – 62
Kasa dengan tetal/cm 55 - 100
|
2. Fungsi kasa
a. Sebagai penutup luka agar
tidak terkontaminasi dengan kotoran lain
b. Sebagai bahan pembuat sablon
c. Pengganti kapas ketika oprasi
d. Sebagai perawatan luka
3. Jenis - jenis kasa
a. Kasa steril
b. Kasa alcohol
c. Kasa pembalut
d. Kasa roll
e. Kasa hidrofil
4. Contoh gambar kasa
a. Kasa steril
b. Kasa alcohol
c. Kasa pembalut
d. Kasa roll
e. Kasa hidrofil
5. Cara sterilisasi kasa
Pada percobaan kali ini kami melakukan uji sterilitas
pada sediaan cair, kasa dan sediaan semisolid. Alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah : 6 buah cawan petri, 1 buah pipet media, 2 buah bunsen,
1 buah pipet steril, 2 buah spatel, 1 buah pinset, dan 1 buah kaca arloji.
Semua media dan alat yang digunakan harus dalam keadaan steril agar tidak
terjadi kontaminasi pada media yang akan diuji.
Pada percobaan uji sterilitas sediaan cair pertama kita
memasukan masing-masing 1 ml cairan injeksi pada kedua cawan petri. Setelah itu
dimasukkan media NA dan SDA pada masing-masing cawan petri sebanyak 15 ml. Lalu
lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media beku. Media
yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator
selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37°C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25°C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat hasil dari uji
sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh bakteri pada media
NA dan juga tumbuh kapang pada media SDA. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
sediaan injeksi tidak steril yaitu terdapatnya bakteri dan kapang.
Pada percobaan uji sterilitas pada kasa kami menguji
perbandingan antara kasa yang sudah disterilkan dengan kasa yang belum steril
yang di uji pada media NA dan SDA. Proses pengerjaan percobaan ini dilakukan
pada LAF agar tidak terjadi kontaminasi pada kasa dan media yang sudah steril.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan cara menaruh media NA daan SDA pada
cawan petri yang berbeda sebanyak masing masing 15ml. Setelah media menjadi
padat maka cawan diberi garis menjadi 2 bagian yang sama satu sisi disimpan
untuk kasa yang sudah steril dan satu sisi lagi untuk kasa yang belum steril
pada masing masing media. Lalu dilakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama
30 menit sampai media beku. Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas
coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA
diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37°C. Untuk media
SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25°C. Setelah
diinkubasi selama 4 hari maka kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas
bahwa pada media SDA tumbuh kapang dan khamir di bagian kasa yang belum steril
sedangkan di bagian kasa steril tidak tumbuh mikroba apapun. Sama halnya pada
media NA dibagian kasa tidak steril tumbuh bakteri sedangkan pada kasa steril
sebenarnya tidak tumbuh bakteri namun terkontaminasi oleh kasa tidak steril
sehingga bakteri menyebar sampai tempat kasa steril hal tersebut dikarenakan
kasa steril dan kasa tidak steril berada dalam satu cawan petri.
Pada percobaan uji sterilitas sediaan semisolid
pertama kita memasukan masing-masing media NA dan SDA pada cawan petri sebanyak 15 ml. Diamkan
media sampai beku lalu lubangi pada tengah media menggunakan alat pelubang.
Timbang masing-masing 200 mg salep untuk media NA dan SDA dan masukan ke lubang
pada media tersebut. Lalu lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30
menit . Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi
didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator
dalam suhu 37°C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan
suhu 25°C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat
hasil dari uji sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh
bakteri pada media NA dan juga tumbuh jamur pada media SDA. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada sediaan semisolid yang berupa salep tidak steril yaitu
terdapatnya bakteri dan kapang.
C. Perban
1. Sejarah singkat
Tenun serat pati yang diolah
menjadi perban dapat larut pada kulit dan diserap oleh tubuh. Teknologi ini
dapat menghilangkan sengatan dan kesulitan saat melepas perban tersebut.
Menurut peneliti dari Penn State, selain untuk perban, serat pati juga dapat
digunakan sebagai tissue, serbet, dan produk biodegradable lainnya.
Peneliti melarutkan serat pati
menjadi cairan dan kemudian memutarnya menjadi untaian panjang yang dapat
ditenun menjadi tikar. Untuk mengubahnya menjadi benang tipis, para peneliti
menambahkan pelarut yang dapat memudahkan serat pati itu untuk terpisah.
Pelarut memungkinkan struktur
molekul dari serat pati itu terjaga. Lalu perangkat electrospinning
digunakan untuk mengubahnya menjadi untaian panjang. Serat kemudian ditenun ke
dalam berbagai bahan, mulai dari kertas hingga perban.
Jika digunakan sebagai perban,
serat akan berubah menjadi glukosa yang kemudian diserap oleh tubuh manusia.
Menurut pemimpin penelitian, Lingyan Kong, tidak ada lagi membuka perban dengan
paksa.
Serat ini juga bisa melayani
fungsi di mana bahan polimer lain biasanya digunakan. Penelitian yang didukung
oleh U.S Department of Agriculture ini tengah dalam proses pengesahan hak
paten.
2. Pengertian
Suatu kain yang digunakan
untuk menutupluka atau bias juga digunakan sebagai pengikat pada bagian yang
sakit. Sejatinya tidak ada perbedaan antara perban dan kasa dari segi
kegunaannya , keduanya berfungsi sebagai penutup luka.
Yang membedakan keduanya
adalah dari macam macam kasa ada yang steril akan tetapi perban belum kami
temui sampai saat ini perban yang steril.pada pemakaiannya pun perban hanya dipakai
pada bagian luar saja misalnya pada kaki, tangan, kepala dll, sedangkan pada
kasa selain digunakan pada bagian luar kasa juga digunakan untuk oprasi,
sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dll.
3. Jenis
a. Perban kompres
b. Perban segi tiga
c. Perban pita
4. Manfaat
Manfaat dari perban adalah
sebagai pembalut luka ataupun memar yang diderita oleh pasien.perban juga dapat
digunakan sebagai pembalut tulang yang keseleo, patah tulang dll
5. Contoh gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar